Ketika baca berita ini saya sempat bingung, pasalnya kalimat tersebut bayi dibekukan sampai mati agar selamat, lhaa..mati kok selamat. Eh ternyata setelah dibaca sampai akhir baru deh ngerti apa yang dimaksud dengan berita tersebut.
Adalah seorang bayi yang bernama Samaa Zohir yang diputuskan oleh dokter untuk dioperasi ketika usianya baru 1 bulan saja. Jika bayi ini tidak dioperasi maka akibatnya bisa fatal : maut.
Bayi ini harus dioperasi karena kondisinya yang abnormal. pembuluh darah yang mengalir ke jantungnya terhubung dengan cara yang salah. Harusnya, pembuluh darah itu membawa darah beroksigen dari paru-paru ke sisi kiri jantung. Yang terjadi, justru sebaliknya.
Maka operasipun harus dilakukan, namun yang menjadi masalah adalah betapa sulitnya mengoperasi jantung bayi yang ukurannya bahkan lebih kecil dari bola golf. Akhirnya para dokter di Great Ormond Street Hospital, London melakukan sebuah terobosan revolusioner : bayi ini dibekukan sampai mati. Nah lho..?? sampai mati??. Iya benar, bayi ini dibekukan sampai mati agar selamat.
Bayi Samaa ini dibuat mati suri oleh tim dokter dengan cara membekukannya. Suhu tubuh bayi ini diturunkan dari normal 37 derajat menjadi hanya 18 derajat Celcius dengan cara meletakkan kantung berisi es disekeliling kepala bayi menggunakan mesin bypass jantung dan paru-paru.
Bahkan dengan "nekat" para dokter ini menghentikan jantung Samaa dengan menyuntikkan obat dan mematikan mesin bypass jantung. Maka pada detik itu, bayi Samaa secara klinis telah meninggal dunia. Hampir seluruh tubuhnya kehabisan darah.
Sementara itu, ahli bedah kardiotoraks Tain-Yen Hsia dan timnya harus bekerja melawan waktu. Jendela keselamatan maksimum (maximum window of safety) adalah 50 menit--sebelum jantung bayi ini harus di-restart untuk mencegah kerusakan pada otak dan organ dalam.
Untungnya, Samaa tak harus menunggu 50 menit untuk hidup kembali. Dokter berhasil membawanya kembali ke dunia dalam waktu 23 menit.
Setelah mesin dihidupkan, darah hangat langsung terpompa dan mengembalikan suhu tubuh Bayi Samaa ke titik normal 37 derajat celcius, dan jantung mungil itupun kembali berdetak.
Pertanyaan yang mengganjal di benak saya terjawab setelah membaca paragraph di akhir berita. Pertanyaan itu adalah, mengapa Bayi Samaa harus dibekukan?.
Dokter Hsia yang melakukan operasi tersebut mengatakan, tim medis harus melakukan operasi mikro. Saat itu kita harus mengoperasi pembuluh darah yang tipisnya seperti kertas beras ( rice paper). Satu-satunya cara untuk melakukan itu adalah dengan membekukan tubuh dan menghentikan sirkulasi darah sehingga pasien masuk ke dalam fase hipothermia.
"Ini seperti mencemplungkan bayi ke dalam seember air es. Saat menghentikan jantung, kami harus melakukan operasi secepatnya dengan tingkat presisi tinggi," katanya. "Tidak ada ruang melakukan kesalahan sekecil apapun."
Setelah berjalan lima bulan pasca operasi, bayi asal Finchley, London Utara ini pun sembuh total. Bekas operasi hanya berupa bekas luka di dadanya saja. Ibunya (Roosina Ahmed, 30 ) terharu ketika menceitakan saat terberat menghadapi operasi yang dilakukan terhadap anaknya.
"Saat pertama anakku membuka matanya, tak terkira bahagia yang saya rasakan. Bayangkan, selama 20 menit ia terbaring dengan tubuh dingin, tanpa kehidupan," kata Roosina seperti dimuat Daily Mail, Minggu, 17 Oktober 2010.
Setelah operasi, bayi Samaa tumbuh menjadi bayi yang normal. Jika sebelumnya dia sangat lemah, bahkan untuk menangis, sekarang dia gembul dan bermain tak kenal lelah.
Sumber : VivaNews.
Related Post To Reading:
- Keunikan kucing yg jarang diketahui
- Sclupture Tangga “Rollercoaster”
- Lukisan di Atas Resin yang Menakjubkan
- IQ Bayi Rendah Karena Ibu Sering Kena Pestisida Saat Hamil
- Hujan Akan Ganggu Pernikahan Kate-William
- Aliya Rajasa, Ada apakah??
- Video Super moon
- Foto-foto supermoon
- Supermoon
- Gempa Jepang 2011
- Kisah Sedih, Udin Sedunia Pengen Kuliah
- Udin Sedunia | Download video Lagu Udin Sedunia
- Kebaikan SBY
- Kambing ini Nekat panjat Bendungan Vertikal
- Swiss Gali Terowongan Terpanjang di Dunia
0 comments:
Post a Comment